Minggu, 28 April 2013

diam.

          malam ini aku mulai memberanikan diri menyapamu entah apa yang ada dipikiranku sehingga aku memberanikan diri untuk menghubungimu lagi walau hanya beberapa pesan singkat melalui twitter kamu menjadi 'Asing' untukku apa yang aku ketik dan apa yang ada didalam hatiku sangat lah berbeda aku ingin menanyakan keadaanmu dan menanyakan siapa yang sekarang menemani keseharianmu semenjak aku tidak lagi menjadi bagian terpenting dalam hidupmu, tapi aku sadar itu semua bukan menjadi hak ku lagi. ya, aku sadar kamu siapa dan aku pun siapa mungkin ini yang dinamakan bodoh sama tulus itu beda tipis seharusnya aku sudah tidak lagi khawatir tentang dirimu seharusnya aku lebih mengkhawatirkan tantang diriku sendiri kenapa aku masih memikirkanmu sedangkan kamu, apa kamu melakukan hal yang sama terhadap ku?? akankah kamu peduli dengan siapa aku nantinya, sampai saat ini aku lebih memilih untuk memeperhatikanmu dalam diam, diam-diam mendoakan kamu, diam-diam peduli sama kamu dan tentunya diam-diam aku masih menyayangimu :')
         terlalu munafik memang jika aku bilang 'bahagia kamu ya bahagia aku juga' kenyataannya bahagiamu adalah tangisan untukku yang aku inginkan 'bahagia mu adalah bahagia kita' kita yang selalu bersama melewati hari dengan candaan, tapi sekarang kamu berbeda tak ada lagi pesan yang menanyakan kabar ku tidak ada lagi perhatian dari mu, kamu tahu bahwa aku selalu merindukan perhatian darimu aku selalu merindukan setiap menit bersamamu walau pun aku tahu sekarang dirimu bukanlah yang dulu tapi aku, aku masih yang dulu, entah sampai kapan airmata ini akan berhenti mengalir setiap aku melihat namamu, setiap aku melihat fotomu, setiap aku melihat boneka pemberian darimu, sampai kapan kamu akan mengerti arti dari semua ini?? walapun demikian tak pernah kusesali hubungan yang pernah kita mulai tanggal 23 Juni 2010. kamu seseorang yang pertama membuat aku merasakan indahnya mencintai dan dicintai selalu aku bilang kamu adalah kebahagiaanku yang tak dapat aku dapatkan dari oranglain.

Rabu, 24 April 2013

Seseorang yang tak dapat kusentuh.

          hari ini tidak sama dengan hari setahun yang lalu di mana aku masih bisa meluapkan kerinduan ini kepadanya, sekarang aku hanya bisa men-stalk twitternya saja cuma dari jejaring sosial itu aku dapat mengetahui kabarnya, miris memang yang awalnya kami selalu bersama meluapkan kerinduan ini pada akhirnya hanya dapat dipendam seperti sekarang perpisahan yang tak diinginkan hanya karna Perbedaan. kata orang sih perbedaan itu indah tapi kalo nyatanya perbedaan keyakinan dari mana indahnya?? ya, itulah yang aku alami. dulu aku selalu tau kabar kamu, tapi sekarang aku cuma bisa menitipkan kamu kepada Tuhan agar kamu selalu diberikan senyuman setiap harinya walau tanpa aku, tak apa kamu selalu tersenyum dan aku selalu menangis, menangisi kepergianmu dari semesta hidupku.entah sampai kapan aku akan menyimpan kerinduanku ini akan sosokmu yang dulu, yang dulu yang selalu membuat aku merasakan kebahagian yang tak aku dapat kan dari orang lain, kamu yang dulu kamu yang mampu memberikan semangat dalam hidupku bisa dibilang kamu adalah sebagaian dari diriku dan sekarang aku merasakan sebagian diriku hilang entahlah apa kamu merasakan apa yang aku rasakan, ketika mata tidak lagi melihat senyummu, ketika tangan tak lagi dapat menyentuhmu ketika kakiku pun tak bisa berjalan denganmu lagi tapi do'a ku selalu menyertaimu.
          setiap hari ketika aku berangkat untuk menjalani aktivitas seperti biasa entah mengapa aku selalu merasa kamu masih disini, masih memberi semangat bagiku, senyummu, tatapan matamu, banyolanmu, tawamu, dan suara khasmu masih dapat kuingat sampai detik ini aku menulis semuanya tentangmu, ketika aku tersadar kamu sudah tidak berada disampingku lagi entah sampai kapan aku seperti ini, apakah aku akan menunggu sampai aku sadar bahwa kamu tidak mengingkan aku lagi atau aku akan menunggu kamu sadar bahwa aku lah satu-satunya wanita yang tulus menerimamu apa adanya?? untuk kali ini aku percayakan biar waktu yang menjawabnya.
          kerinduan yang kali ini aku rasakan seakan memuncak dan harus meluapkannya tapi entahlah apa yang harus kuperbuat aku hanya bisa berserah kepada yang Maha Kuasa agar kerinduan ini bisa dapat disampaikan kepada dia yang tak dapat kusentuh.